Kalam, Sukagalih. Dilaporkan oleh tim Radar Sukagalih. Baru-baru ini, terjadi protes yang terus menerpa atas kebingungan dan salah kaprah mengenai status kepanitiaan Sukagalih Cup 2023. Klub Samba FC pun tak luput terseret dalam masalah protes yang terus menerjang kubu tuan rumah penyelenggara kompetisi Sukagalih Cup 2023 yang sudah berjalan paruh musim ini.
Buntut dari masalah protes yang berkepanjangan tersebut, beberapa pemain yang bersangkutan terpaksa menuruti permintaan yang pada dasarnya nonsens atau tidak mendasar sama sekali. Akibatnya beberapa pemain Samba FC seperti "Kang Bebeng" dan "Adul Karim" terancam tidak bisa mengikuti Sukagalih Cup 2023 untuk menghindari kerusuhan.
Muncul pertanyaan, apa penyebabnya?. Penyebab paling utama adalah tentang Status Kepanitiaan, Panitia dilarang ikut turnamen dan tidak hanya dianggap menjadi panitia penyelenggara, status pemain pun di masalahkan. Namun semua itu sebenarnya TIDAK BENAR, mereka hanyalah pembantu acara kompetisi dan tetap sah sebagai pemain di ajang tersebut.
Berikut Titik Poin Masalahnya:
- "Kang Bebeng" dan "Adul Karim" dianggap sebagai panitia penyelenggara Kompetisi Sukagalih Cup 2023. Sebenarnya bukan, ia hanya sebagai pembantu panitia acara dan tetap sah sebagai pemain di ajang tersebut.
- "Kang Bebeng" dan "Adul Karim" dianggap sebagai Ketua Karang Taruna dan tidak boleh mengikuti acara turnamen. Sebenarnya sah saja, tidak ada peraturan yang melarang Ketua/Wakil atau anggota Karang Taruna sekalipun mengikuti Kompetisi Sukagalih Cup 2023.
Itulah klarifikasi status kepanitiaan yang sedang kisruh melanda ajang Sukagalih Cup 2023. Adapun untuk Panitia Resmi yang telah ditetapkan dan juga tercantum saat undangan kompetisi adalah:
Fahmi sebagai Ketua Panitia.
Opik sebagai Bendahara dan Korlap.
Selain mereka, yang lainnya bukan merupakan panitia resmi, melainkan hanya membantu panitia dalam pelaksanaan Sukagalih Cup 2023, termasuk di antaranya adalah anggota Karang Taruna yang menyiapkan medan acara, seperti Radar Sukagalih sebagai pencatatan data dan beberapa kadus, serta anggota keamanan yang juga ikut membantu. Disinilah, Membantu bukan berarti menjadi panitia.
Sekali lagi ditegaskan, ini bukan ajang sekelas Piala Dunia atau kompetisi internasional yang mengatasnamakan keadilan hakiki, ini hanyalah ajang untuk hiburan dalam menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-78.
Dengan adanya klarifikasi ini, diharapkan kebingungan seputar status kepanitiaan dapat teratasi dan Sukagalih Cup 2023 dapat berjalan dengan lancar. Semoga ajang kompetisi ini menjadi momen yang menyenangkan dan mempererat persatuan antaranggota klub dan masyarakat.
Tags:
Olahraga